Sabtu, 21 Oktober 2023 – 13:09 WIB
Jakarta – Presiden Joko Widodo mendapat hadiah dari kunjungannya ke Arab Saudi berupa penambahan kuota haji 1445 H/2024 M sebanyak 20.000 jemaah. Penambahan kuota diberikan sebagai hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Pangeran Muhammad bin Salman.
Baca Juga :
Kasus Rocky Gerung soal Ujaran Kebencian ke Jokowi Naik Penyidikan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersyukur atas penambahan kuota haji. Menurutnya, informasi penambahan kuota adalah kabar yang menggembirakan sekaligus menjadi tantangan.
Baca Juga :
Cristiano Ronaldo Jr Resmi Berlabuh di Al Nassr, Mimpi Main Bareng Sang Ayah
“Kita bersyukur Presiden menyampaikan secara khusus, Indonesia mendapat penambahan kuota dari Pangeran Muhammad bin Salman, minimal 20 ribu. Ini kebahagiaan sekaligus tantangan,” ujar Menteri Agama Yaqut usai melepas jalan santai peringatan Hari Santri 2023 di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (21/10/2023).
Penambahan kuota ini, kata Menteri Agama, akan mengurangi antrian. Ini kabar gembira. Namun, penambahan kuota juga menjadi tantangan karena harus disiapkan lebih baik lagi.
Baca Juga :
Menteri Agama Yaqut dan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Meriahkan Peringatan Hari Santri di Surabaya
“Ini harus disiapkan lebih baik lagi. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jemaah, jika ada penambahan 20 ribu,” sebutnya.
“Saudi juga mengubah beberapa regulasi yang harus disiapkan karena berbeda dengan sebelumnya,” selanjutnya.
Gus Men, sapaan akrab Menteri Agama, mengaku pihaknya telah mengadakan rapat virtual dengan jajaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Mereka diminta untuk segera menyiapkan langkah seiring penambahan kuota haji agar bisa didistribusikan secara adil.
“Nantinya tetap ada prioritas untuk lansia. Jumlahnya saat ini sekitar 600 ribu jemaah lansia. Saya ingin mereka juga menjadi prioritas,” terang Gus Men.
– Dua Pemeriksaan Kesehatan
Kementerian Agama akan membuat skema baru terkait syarat kesehatan yang memadai. Menteri Agama Yaqut sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk merumuskan langkah terbaik guna menjaga kesehatan jemaah haji.
“Kita sepakat bahwa kesehatan menjadi syarat bagi jemaah untuk melunasi biaya haji,” sebut Gus Men.
Nantinya, jemaah akan menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan. Tujuannya agar jemaah mengetahui kondisi kesehatan mereka secara dini dan memiliki waktu untuk pemulihan.
“Kita akan memulai screening kesehatan jemaah pada awal November agar waktu yang tersedia lebih panjang. Jika ada jemaah yang memiliki penyakit tertentu, mereka akan memiliki waktu untuk pemulihan,” paparnya.
“Pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali. Jemaah yang tidak sehat akan direkomendasikan untuk menjalani pemulihan. Pada pemeriksaan kedua, jika kondisinya baik, maka mereka berhak melunasi biaya haji. Ini upaya agar kasus jemaah yang sakit dan meninggal di Arab Saudi dapat dikurangi,” tandasnya.
Kementerian Agama juga akan mengadakan diskusi masalah haji di Yogyakarta, 23 – 25 Oktober 2023. Diskusi tersebut akan melibatkan perwakilan organisasi keagamaan dan praktisi kesehatan.
Halaman Selanjutnya
“Saudi juga mengubah beberapa regulasi yang harus disiapkan karena berbeda dengan sebelumnya,” selanjutnya.