Indonesia Tidak Bergabung dengan Pembaruan UNHCR, Namun Mengalihkan Pengungsi Rohingya

by -136 Views

Kamis, 21 Desember 2023 – 06:07 WIB

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan ada sindikat perdagangan manusia dalam kasus masuknya pengungsi Rohingya ke Indonesia. Mahfud menyebut ini sebagai perdagangan manusia.

“Dari kasus rohingya ini kita menangkap satu di antara rombongan itu ada sindikat perdagangan orang, sudah ditangkap,” kata Mahfud usai menghadiri peringatan Hari Migran Sedunia di Depok, Rabu 20 Desember 2023. Masalah pengungsi Rohingya kata dia memang sangat kompleks. Tak hanya soal diplomasi tetapi juga ada kasus sindikat perdagangan manusia.

“Nah, ini juga campur-campur sindikat perdagangan orang, kemanusiaan masalah diplomasi dan sebagainya,” ungkapnya.

Yang bisa dilakukan Indonesia saat ini adalah menyelamatkan pengungsi Rohingya. Mereka ditampung di penampungan. Ditegaskan mereka hanya sementara saja sifatnya ditampung di Indonesia. Nantinya pemerintah akan menutup agar mereka tidak lagi masuk ke Indonesia karena menjadi beban.

“Sekarang ini kita selamatkan dulu sambil mencari tempat penampungan. Tentu kita tampung sifatnya sementara, untuk pada saatnya nanti kita akan menutup sama sekali karena itu menjadi beban,” ujarnya.

Indonesia mulai kedatangan pengungsi Rohingya sejak tahun 2015. Saat itu dasarnya adalah kemanusiaan dan politik luar negeri. Namun lama-kelamaan jumlahnya semakin banyak dan menimbulkan keresahan bagi warga lokal di sekitar penampungan.

“Orang-orang lokal kemudian merasa cemburu. Loh pak itu kok orang asing disuruh terus ke sini. Kami yang miskin ini tidak diperhatikan, kan kami juga perlu butuh makan. Sehingga mereka sudah mulai menolak dari eksistensi masyarakat lokal,” katanya.

Indonesia sendiri tidak ikut dalam penandatanganan pembentukan UNHCR. Tapi mereka justru berdatangan ke Indonesia dalam jumlah besar.

“Pengungsi Rohingya itu dulu kita tolong demi kemanusiaan karena politik luar negeri kita, diplomasinya diplomasi kemanusiaan. Jadi dulu pengungsi Rohingya itu datang datang, terus kita tampung. Padahal Indonesia itu tidak ikut menandatangani pembentukan UNHCR, jadi komisi tinggi para pengungsi itu Indonesia tidak ikut tanda tangan, yang ikut tanda tangan itu tetangga-tetangga itu, tapi dibuangnya ke Indonesia terus,” tukasnya.

Saat ini pemerintah daerah yaitu Aceh, Sumatera Utara dan Riau sedang berkoordinasi untuk membahas persoalan ini. Pengungsi Rohingya saat ini masih ditempatkan di penampungan.

“Tapi sekarang sudah diselamatkan dulu, di mana penampungannya nunggu Forkopimda mulai dari Aceh Sumatera Utara dan Riau, kita masih mencari tapi selamatlah itu kan kemanusiaan,” pungkasnya

Halaman Selanjutnya
Indonesia mulai kedatangan pengungsi Rohingya sejak tahun 2015. Saat itu dasarnya adalah kemanusiaan dan politik luar negeri. Namun lama-kelamaan jumlahnya semakin banyak dan menimbulkan keresahan bagi warga lokal di sekitar penampungan.