Joshua Chamberlain adalah seorang tokoh dalam sejarah yang saya kagumi. Ia sebenarnya bukan seorang tentara profesional, melainkan seorang profesor, seorang guru besar dalam sejarah klasik Romawi dan Yunani kuno, dan ilmu retorika dari Negara Bagian Maine. Pada saat Perang Saudara Amerika Serikat meletus, Presiden Amerika Serikat meminta sukarelawan dari semua negara bagian yang tergabung dalam Republik Amerika Serikat. Kebanyakan sukarelawan berasal dari negara bagian utara, termasuk dari Negara Bagian Maine.
Di Maine, terbentuklah resimen ke-20 Maine dan Professor Joshua Chamberlain secara sukarela menyatakan bergabung dengan tentara sukarelawan yang membela Amerika Serikat. Oleh gubernur Negara Bagian Maine, Chamberlain diberi pangkat Letnan Kolonel dan menjadi komandan resimen dari resimen ke-20 Maine. Resimen pada saat itu kekuatannya bervariasi, berkisar antara 800-1000 orang. Walaupun Joshua Chamberlain bukan tentara profesional dan tidak pernah mengalami pendidikan militer, ia sangat tekun belajar dari buku-buku taktik dan teknik bertempur.
Pertempuran pertama yang ia alami adalah Pertempuran Fredericksburg, dimana ia mengalami banyak korban. Chamberlain juga terlibat dalam Pertempuran Gettysburg, di mana ia memimpin pasukannya dalam pertahanan di bukit Little Round Top. Ketika peluru pasukannya hampir habis, ia memerintahkan serbuan dan memimpin serbuan tersebut. Akibat keberanian dan kepemimpinan Chamberlain, pasukan selatan terpaksa mundur.
Kepemimpinan dan keberanian Joshua Chamberlain membuatnya menjadi tokoh yang dihormati, bahkan setelah perang usai. Ia terus melanjutkan kepemimpinannya hingga lima kali terluka berat. Setelah perang berakhir, ia dipilih menjadi Gubernur Maine empat kali. Ia dianugerahi US Congressional Medal of Honor untuk keberaniannya di medan perang. Sampai hari ini, Joshua Chamberlain dianggap sebagai seorang ikon bagi tentara dan sejarah Amerika.