Bangun Hutan Hujan Tropis di IKN Oleh Perusahaan Tambang Batu Bara

by -127 Views

Kalimantan Timur – Ingin menjadi bagian dari pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dua Perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Timur (Kaltim) bergabung membangun hutan hujan tropis Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN).

Masing-masing adalah Perusahaan Indo Tambangraya Megah (ITM) dan Multi Harapan Utama (MHU). Kedua perusahaan itu menyumbang ribuan bibit pohon dan menanam di lokasi miniatur hutan hujan tropis. Tidak tanggung-tanggung, bibit yang disiapkan kedua perusahaan ini adalah bibit-bibit pohon endemik Kalimantan. Selain itu, ada pula bibit pohon buah-buahan untuk melengkapi penanaman di kawasan budidaya pangan.

Direktur Keberlanjutan dan Manajemen Risiko PT ITM, Ignatius Wurwanto mengatakan pihaknya sepakat ikut membangun IKN karena komitmen menjaga kelestarian hutan di Indonesia. “Sebagai perusahaan yang bekerja di kawasan hutan, ada kewajiban merehabilitasi lahan bekas tambang. Tapi di atas itu, ada kewajiban yang lebih penting yaitu menjaga kelestarian hutan di Indonesia,” paparnya.

Dijelaskan dia, pembangunan Hutan Hujan Tropis di IKN adalah harapan baru dalam pemulihan degradasi hutan selama ini di Kalimantan. Sebagai salah satu provinsi penghasil hutan hujan tropis, Ignatius berharap Kaltim kembali menghutan seperti sedia kala dimulai dari IKN.

“Kami sadar, Kalimantan adalah salah satu dari tiga daerah penghasil hutan hujan tropis di dunia. Kita harus lestarikan itu, kita kembalikan dan kita reforestasi untuk pemulihan ekosistem hutan,” sebutnya.

Sementara itu General Manager (GM) Minning Support PT MHU, Wijayono Sarosa mengungkapkan keterlibatan Perusahaan tambang dalam pembangunan IKN didasari pembangunan kota hutan berkelanjutan diwujudkan melalui pengalokasiaan 65% wilayah IKN sebagai kawasan lindung. Sebelumnya MHU sendiri telah merancang pembangunan kawasan hutan lindung seluas 1000 hektar di IKN.

“Awalnya MHU membangun kawasan hutan lindung di IKN seluas 1000 hektar. Pada saat kita rancang, ada permintaan dari OIKN untuk ikut membangun miniatur hutan hujan tropis di area glamping. Jadi kami bangun 30 hektar hutan di kawasan miniatur ini,” ungkapnya.

Dalam pemilihan bibit, MHU mengandalkan pakar hutan hujan tropis dari Universitas Mulawarman. Bibit-bibit pohon yang ditanam harus disesuaikan dengan kondisi tanah yang merupakan bekas tanaman hutan industri yaitu eukaliptus.

“Pemilihan bibit kita libatkan pakar hutan hujan tropis dari Unmul. Memang harus begitu ya, karena KIPP ini kan dulunya hutan hujan tropis yang berubah jadi HTI tanaman eukaliptus dan kini direforestasi kembali menjadi hutan hujan tropis,” jelasnya.

Tidak hanya hutan, MHU juga membangun rumah kayu dengan desain minimalis dan smart di IKN. Tujuannya untuk memperkaya miniatur hutan hujan tropis dan merawat kearifan lokal masyarakat yang hidupnya di area kawasan hutan.

“Rumah kayu mengembalikan jiwa dan esensi hutan hujan tropis itu sendiri. Kami membangun ini melibatkan warga yang dulunya menebang pohon, tapi kini turut membangun di kawasan hutan lindung. Ini bukan sedar rumah kayu, tapi ini juga rumah pintar,” paparnya.

Menurutnya, rumah tersebut sangat efisiensi. Sebab tidak memerlukan kesejukan buatan karena berada di bawah hutan yang rindang. Listriknya menggunakan solar cell dan bangunannya terbuat dari kayu-kayuan yang bisa dibudidayakan.

“Inilah wajah hutan hujan tropis yang sebenarnya, rumah kayu ini efisiensi energi. Tidak perlu AC dan menggunakan listrik solar cell. Dibangun dari kayu-kayuan yang bisa dibudidayakan dan khas milik Kalimantan,” ujarnya.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, mengatakan pembangunan miniature hutan hujan tropis adalah awal dari kegiatan reforestasi yang melibatkan banyak pihak. Kegiatan reforestasi telah berlangsung sejak 2022 dengan dukungan Kementerian LHK.

“Kami menginginkan ada basis saintifik yang kuat dalam pembangunan di IKN. Demikian pula untuk kegiatan reforestasi. Semua pihak dapat belajar dari proses perubahan yang berlangsung. Saat ini kemitraan baru dengan berbagai pihak,” katanya

Dilanjutkan dia, Miniatur Hutan Hujan Tropis ini dapat dianggap sebagai sebuah living lab transformasi hutan tanaman monokultur menjadi hutan tropis. Sebagaimana diketahui, sebagian besar lokasi KIPP dulu adalah areal hutan tanaman industri yang didominasi tanaman eukaliptus.

“Ke depan akan dilakukan kemitraan dengan lembaga riset, perguruan tinggi lain di Indonesia dan dari luar negeri. Kami sudah menerima tawaran dari perguruan tinggi terkemuka di Belanda untuk pengembalian keanekaragaman hayati di IKN,” imbuh Bambang.

Untuk itu, pihaknya memberi kesempatan kontribusi dunia usaha dalam pembangunan di IKN juga dapat diwujudkan melalui kegiatan reforestasi. Paket insentif pengurangan pajak misalnya, akan menjadi tawaran lain yang diberikan pemerintah. Tidak hanya itu, publik juga terbuka untuk berperan dalam kegiatan reforestasi di IKN melalui berbagai mekanisme.

“Bulan depan kami akan umumkan inisiatif lain dari reforestasi inklusif di IKN,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Source : vstory