Mayor Elias Daan Mogot – prabowo2024.net

by -97 Views

Pada bagian ini, saya ingin berbagi cerita tentang kedua paman saya, sebelum saya bercerita tentang teman seperjuangan mereka. Ketika saya masih kecil, kakek saya, Margono Djojohadikusumo sering bercerita tentang kedua putranya, kedua paman saya Subianto dan Sujono.

Setelah kemerdekaan, Subianto dan Sujono bergabung dengan tentara. Satu di antaranya langsung menjadi perwira. Dia lulus dari Fakultas Kedokteran. Kemungkinan karena latar belakangnya dalam kedokteran, dia langsung menjadi perwira. Yang satu lagi masuk ke Akademi Militer Tangerang.

Di rumah kakek saya, Pak Margono di Jalan Taman Matraman No. 10, sekarang menjadi Jalan Taman Amir Hamzah, di Jakarta, terdapat ruangan milik Subianto dan Sujono. Kamar kedua paman saya itu, di Taman Matraman waktu itu, dipertahankan. Ransel mereka, helm mereka, sepatu mereka. Setiap kali saya datang ke sana, kakek saya selalu menyiapkan tenda milik Subianto agar saya bisa bermain di dalamnya.

Dua paman saya gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Tangerang Selatan pada tahun 1946. Mereka gugur bersama dengan rekan seperjuangan mereka, Daan Mogot, seorang Mayor yang pada usia 17 tahun mendirikan Akademi Militer Tangerang.

Elias Daniel Mogot, atau lebih dikenal dengan Daan Mogot, adalah seorang perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yang telah menunjukkan kecemerlangan dalam kariernya sejak usia muda. Ia menjadi Mayor pada usia 16 tahun setelah mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) pada usia 14 tahun.

Daan Mogot lahir di Manado pada tahun 1928. Ia bergabung dengan pasukan PETA pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942. Saat bergabung dengan PETA, ia belum memenuhi syarat usia 18 tahun yang ditetapkan pemerintah militer Jepang.

Tetapi berkat kecerdasan dan prestasinya selama pendidikan militer, Daan Mogot malah dipromosikan menjadi pembantu instruktur PETA di Bali pada tahun 1943. Setelah dilantik menjadi perwira PETA, Daan Mogot bersama dengan Zulkifli Lubis dan Kemal Idris mendirikan sekolah untuk melatih calon anggota PETA di Bali.

Pada tahun 1944, Daan Mogot menjadi staf Markas Besar PETA di Jakarta sampai Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Daan Mogot bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan mendapat pangkat Mayor pada usia 16 tahun.

Dengan pengalaman sebagai pelatih PETA di Bali, Daan Mogot bersama rekan-rekannya menggagas pendirian akademi militer. Gagasan ini sangat serius direspon oleh Markas Besar Tentara (MBT) di Jakarta dan pada November 1945, Militaire Academie Tangerang (MAT) didirikan.

Karena kegigihan dan keberhasilannya memimpin pasukan, ia menjadi direktur Akademi Militer Tangerang yang pertama. Tugasnya adalah mendidik calon-calon perwira Indonesia untuk turut serta dalam perang merebut kemerdekaan.

Pada akhir Januari 1946, pasukan Belanda dan KNIL menduduki Parung dengan tujuan merebut depot senjata tentara Jepang di Lengkong. Tanggal 25 Januari 1946, pasukan di bawah pimpinan Daan Mogot, dengan berkekuatan 70 kadet MA Tangerang dan 8 tentara Gurkha, berangkat dalam misi operasi untuk mencegah senjata tentara Jepang yang sudah menyerah dari jatuh ke tangan tentara Belanda.

Sekitar pukul 16.00 WIB, pasukan tiba di markas Jepang. Dalam waktu yang sama, para taruna di bawah pimpinan Lettu Subianto dan Lettu Soetopo tanpa menunggu hasil perundingan langsung melucuti tentara Jepang. Namun tiba-tiba terdengar suara letusan senjata. Letusan ini memicu kepanikan tentara Jepang yang menduga mereka dijebak, sehingga mereka mulai menembaki para taruna MAT.

Pertempuran berlangsung hingga hari mulai gelap, dengan para prajurit yang masih hidup ditawan oleh pasukan tentara Jepang. Namun Mayor Daan Mogot, Letnan Satu Subianto Djojohadikusumo, Kadet Sujono Djojohadikusumo, dan dua perwira dari Polisi Tentara, serta 33 prajurit tewas dalam pertempuran. Dua orang paman saya, Subianto berusia 21 tahun, sedangkan Sujono 16 tahun. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Pertempuran Lengkong. – Sumber: https://prabowosubianto.com/mayor-elias-daan-mogot/

Source link