Berjuang Sama Saya Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -94 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Tono Suratman adalah junior saya yang lebih muda satu tahun. Kami sering bersama. Meskipun berbeda satu tahun, saya sangat dekat dengannya. Bisa dikatakan dia seperti adik kandung saya sendiri. Ketika kami masih lajang, kami sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Pada saat itu, saya sebagai Danki, sedangkan dia sebagai Danton 1 akhirnya kami berdua berangkat ke Timor Timur. Dia ikut dalam Nanggala 28. Saya dengan nama sandi Kancil, dan dia memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu. Di sana saya melihat bagaimana Pak Tono sebagai perwira lapangan.

Sejak muda, sejak menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim nasional anggar. Dia juga anggota tim renang di AKMIL. Selain itu, dia juga penembak yang hebat. Ketika menjadi perwira muda di Kopassus, dia menonjol. Saat saya menjadi Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut selaku Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak itu saya sering sekali pergi beroperasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanannya karier, dia akhirnya menjadi komandan grup Parako di Kopassus. Dia juga menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian dia juga memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Kompi-kompi tersebut kami latih khusus dalam taktik-taktik antigerilya yang kami sebut dengan latihan pasukan pemburu. Setelah dia melatih, satuan tugas Rajawali diturunkan di Timor Timur. Satgas ini sangat efektif. Rajawali pemburu inilah menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Yang ingin saya ceritakan adalah, Pak Tono dalam perjalanan hidupnya selain menjadi atlet anggar, dia juga penembak yang jitu. Dia juga perenang yang hebat, sehingga dia memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatan dia adalah komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dengan Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, dia juga seorang penyelam dan penerjun freefall yang hebat.

Biasanya seseorang yang handal dalam penerjunan freefall tidak pandai dalam menyelam, atau sebaliknya. Tetapi Pak Tono jago dalam kedua hal tersebut, baik dalam freefall maupun dalam menyelam sebagai Pasukan Katak. Pak Tono juga ahli dalam karate, sehingga saya katakan bahwa dia adalah Perwira Angkatan Darat yang bisa menjadi contoh dan idola bagi anak buah dan bagi generasi penerus.

Pada saat saya menjabat Menteri Pertahanan, kami bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan pendidikan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Saya sebagai perwira muda waktu itu Mayor, ikut menyusun konsep awal SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani.

Pada saat saya menjabat Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “Apakah Pak Tono Suratman bersedia untuk menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”

“Bersedia,” jawab Pak Tono.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Dia pernah menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Pangdam Kalimantan. Dia sudah pensiun, tapi bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Dia menilai SMA Taruna Nusantara sebagai tempat pembentukan kader-kader unggul untuk bangsa dan negara. Tempat pembentukan calon-calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang layak dipelajari leadership-nya oleh generasi penerus.

Bagi perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka menembak dengan baik, dan bisa melakukan bela diri yang baik, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk berani, mampu mengatasi rasa takut, dan menahan rasa sakit.

Sumber: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/

Source link