Jakarta – Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Gibran, Nusron Wahid merespons dengan santai pernyataan Puan Maharani yang menyebut sudah terdapat komunikasi antara pihak Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud sebagai persiapan penggabungan kekuatan untuk putaran kedua.
Nusron menyatakan bahwa pihak Prabowo Gibran saat ini lebih memilih untuk berkomunikasi langsung dengan rakyat dengan tujuan menghemat uang negara.
“Izinkan saja (komunikasi), Ra Popo. Saat ini Prabowo Gibran lebih senang berkomunikasi langsung dengan rakyat, baik secara formal, non formal, maupun informal. Kami berupaya menghemat uang negara sebesar 27 triliun dengan menjadikan Pilpres ini cukup dengan satu putaran saja,” ujar Nusron kepada wartawan di Jakarta (Senin, 15/1/2024).
Nusron menjelaskan bahwa penghematan ini penting untuk diketahui oleh rakyat Indonesia.
“Rakyat Indonesia juga perlu mengetahui bahwa jika terjadi putaran kedua, itu akan menghabiskan uang negara sekitar 27 triliun rupiah. 17 triliun untuk biaya penyelenggaraan dan 10 triliun untuk biaya keamanan,” jelasnya.
“Dalam situasi saat ini, uang negara sebesar 27 triliun ini sangat berharga. Uang tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain seperti bantuan sosial dan program-program lainnya. Apalagi setelah Pilpres, kita akan memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran,” lanjut Nusron.
Pemilihan Presiden dalam dua putaran, kata Nusron, selain menimbulkan keributan politik yang lebih lama juga akan mengakibatkan pemborosan uang negara.
“Benar bahwa ini hak rakyat jika akhirnya terjadi dua putaran dan menghabiskan uang lagi sebesar 27 triliun. Tapi juga hak rakyat untuk menginginkan agar keributan politik ini cepat selesai dan uang mereka dihemat untuk keperluan lain,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Nusron mengajak rakyat Indonesia untuk melakukan penghematan dengan memilih hanya satu putaran pada tanggal 14 Februari mendatang.
“Saat ini kita memiliki kesempatan untuk memilih hanya satu putaran dengan memilih Prabowo Gibran pada tanggal 14 Februari nanti. Kini tinggal rakyat yang akan memutuskan. Jadi, selain mendapatkan pemimpin yang kuat, jujur, dan memiliki program yang jelas, sebagai bonus juga akan mendapatkan penghematan anggaran sebesar 27 triliun. Ini adalah keuntungan berlipat-lipat,” ajak Nusron.
“Jika bisa menghemat, mengapa harus boros,” tambahnya. (SENOPATI)