Senin, 12 Februari 2024 – 19:25 WIB
Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) turut menyoroti munculnya film dokumenter berjudul “Dirty Vote” yang tayang melalui kanal YouTube, pada Minggu, 11 Februari 2024. Menurut Hasto, film ini menyuarakan kebenaran dinamika politik di lapangan.
“Baca Juga :
Wakil Presiden Sebut Film “Dirty Vote” Bagian Dinamika Politik
Film ini merupakan kritik terhadap Presiden Jokowi dan penyelenggara pemilu dengan harapan agar Pemilu demokratis dan jurdil dapat diwujudkan,” kata Hasto, dalam keterangan yang diterima, Senin, 12 Februari 2024.
Dia menyebut dari film itu terkuak berbagai indikasi kecurangan. “Film ini mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, bahkan campur tangan kekuasaan istana sangat kental terasa,” kata Hasto.
Dari film tersebut, lanjut Hasto, nampak kuatnya rekayasa pemilu yang diawali dengan manipulasi hukum di MK. Terlihat keberpihakan istana terhadap Capres-Cawapres tertentu melalui penunjukkan Pj Kepala daerah yang ditempatkan oleh presiden.
“Tekanan (dari istana) terhadap kepala daerah, kepala dinas, kepala desa, hingga kelompok demokrasi oleh oknum TNI POLRI yang seharusnya bertindak netral; hingga penyalahgunaan anggaran negara melalui bansos,” ujar Hasto.
Menurutnya, desain kecurangan Pemilu pendeknya dilakukan dari hulu-hilir. Dia juga menyebut berbagai fakta yang diungkapkan dalam film Dirty Vote mewakili berbagai tekanan yang dialami Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan.
“Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu. Menempatkan kekuasaan di atas segalanya. Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud,” ujarnya
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan percaya bahwa Pemilu itu mengandung kesakralan karena suara rakyat adalah suara Tuhan.
“Pemilu secara otomatis akan berjalan damai apabila kecurangan sirna. Karena itulah bagi siapapun yang melakukan manipulasi Pemilu, dan mengerahkan seluruh elemen kekuasaan untuk kecurangan masif, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat. Satyam Eva Jayate,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
“Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu. Menempatkan kekuasaan di atas segalanya. Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud,” ujarnya