Kamis, 1 Agustus 2024 – 14:02 WIB
Yogyakarta, VIVA – Mahasiswa disebut memiliki peran sentral dalam mensosialisasikan pencegahan perkawinan anak. Kementerian Agama atau Kemenag, mengajak mahasiswa untuk menjadi agen tersebut dan berpartisipasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah, Kementerian Agama, Agus Suryo Suripto.
Baca Juga: Mahasiswa di Yogyakarta Ikut Bimbingan Remaja Usia Nikah dari Kemenag
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN) yang merupakan bagian dari kegiatan Indonesia Marketing Festival 2024, yang bekerja sama dengan Markplus, di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada Kamis, 1 Agustus 2024.
Mahasiswa memiliki peran strategis yang luas dan optimal dibandingkan dengan segmen masyarakat lain. Mereka memiliki daya nalar yang kuat untuk mengkritisi kondisi sosial, seperti kasus perkawinan anak, stunting, dan perceraian.
Baca Juga: Bikin Alat Deteksi Dini Kanker Mulut, Mahasiswa FKG-FMIPA Unpad Raih Medali Emas WICO di Korsel
“Mereka (mahasiswa) memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di masyarakat yang kerap kita kenal dengan agent of change,” ujar Suryo.
Suryo menjelaskan bahwa kerja sama antara Kemenag dengan beberapa universitas telah dilakukan, seperti UIN Malang. Pelatihan untuk menjadi agen pencegah perkawinan anak juga sudah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengubah pandangan bahwa perkawinan usia muda itu menarik.
“Kami memberikan asesmen dan pemahaman kepada mahasiswa bahwa ini adalah masalah yang akan dihadapi ketika mereka berkeluarga,” ungkap Suryo.
Setelah mendapatkan bekal dan ilmu tersebut, mahasiswa akan terjun ke masyarakat melalui program kuliah kerja nyata atau KKN. Mereka bisa bersinergi dengan para tokoh termasuk pemerintah desa di tengah masyarakat.
“Peran mahasiswa diharapkan mampu membawa perubahan terhadap masalah-masalah sosial dan budaya di masyarakat,” tambahnya.
Suryo berharap bahwa mahasiswa dapat mengubah pandangan teman sebaya mereka terkait kasus perkawinan anak. Peran mahasiswa dapat mendukung transformasi dan kebijakan Kemenag.
“Kanwil Kemenag Provinsi Yogyakarta akan melanjutkan kegiatan ini dengan kerja-kerja praktis di UGM terkait literasi ketahanan keluarga. Kegiatan ini juga merupakan upaya menyosialisasikan capaian Kemenag selama kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas,” ucapnya.
Kegiatan ini didukung oleh regulasi hukum, yaitu Gerakan Keluarga Sakinah yaitu Kepdirjen Bimas Islam Nomor 1.099 Tahun 2023, yang mengatur pelibatan masyarakat, termasuk akademisi, dalam membangun ketahanan keluarga.
Rangkaian kegiatan IMF 2024 akan berlangsung di tujuh kota di Indonesia, dimulai dari Yogyakarta, 31 Juli hingga 1 Agustus 2024, dilanjutkan di Pekanbaru (5-6 Agustus 2024), Palembang (7-8 Agustus 2024), Manado (12-13 Agustus 2024), Bali (14-15 Agustus 2024), Bandung (19-20 Agustus 2024), dan Surabaya (21-22 Agustus 2024).
Seminar yang menjadi bagian dari Indonesia Marketing Festival (IMF) 2024 ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu ekspertis Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Alissa Wahid, serta Instruktur Bina Keluarga Sakinah Nurmey Nurulchaq. Turut hadir Kepala Biro Humas Data dan Informasi (HDI) Kemenag Akhmad Fauzin, jajaran pejabat Kanwil Kemenag DIY, Wakil Dekan Fakultas Pertanian UGM Siti Ari Budianti, serta jajaran Markplus Indonesia.