Trisakti, Kearifan Masyarakat Adat, dan Ketahanan Pangan

by -77 Views

Ketahanan Pangan Selalu Menjadi Fokus Kepemimpinan

Topik ketahanan pangan selalu menjadi perhatian utama sejak era kepemimpinan Presiden Soekarno hingga saat ini. Konsep ini dipahami oleh para pemimpin sebelumnya, termasuk Presiden Soekarno yang menyatakan pentingnya ketahanan pangan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

FAO, Badan Pangan Dunia, menjelaskan bahwa ketahanan pangan berarti semua orang memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi. Indonesia juga telah menetapkan definisi ketahanan pangan dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 yang meliputi berbagai aspek penting, seperti ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas.

Pentingnya ketahanan pangan menjadi sorotan Andy Utama, pendiri Arista Montana Organic Farm. Dia menekankan pentingnya kedaulatan pangan, kemandirian dalam produksi pangan, dan memperkuat identitas budaya terkait pangan dalam masyarakat.

Data mengenai konsumsi gandum, impor kedelai, dan beras di Indonesia menunjukkan bahwa negara ini masih sangat tergantung pada impor dari luar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia belum mencapai kedaulatan pangan dan butuh upaya besar dalam mencapai ketahanan pangan yang diinginkan.

Pada masa Orde Baru, Indonesia sempat dianggap mampu mencapai swasembada pangan untuk komoditas beras. Namun, pendekatan yang digunakan pada saat itu menyebabkan banyak petani bergantung pada bahan kimia dan benih padi hibrida dari luar, sehingga mengancam keberlanjutan pertanian lokal.

Sebaliknya, ketahanan pangan berbasis kearifan lokal, seperti yang dipraktikkan oleh suku Baduy di Jawa Barat dan Desa Tenganan Pegringsingan di Bali, menunjukkan bahwa dengan menjaga keharmonisan dengan alam, mereka mampu menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan tidak tergantung pada teknologi yang merusak.

Melalui pembelajaran dari masyarakat adat nusantara, kita bisa mengambil contoh nyata tentang bagaimana mereka menjaga ketahanan pangan dengan menjaga keseimbangan alam dan memanfaatkan kearifan lokal. Berguru pada mereka, kita dapat membangun sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan sesuai dengan kondisi setempat, tanpa merusak lingkungan. Ini merupakan langkah kecil tetapi berarti dalam menciptakan ketahanan pangan yang sebenarnya.

Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat
Sumber: Ketahanan Pangan, Trisakti, Dan Kearifan Masyarakat Adat