Adrian Hallmark, CEO Aston Martin, mengungkapkan rencananya untuk merek tersebut setelah menjabat selama 5 bulan. Ia ingin Aston Martin mengikuti jejak Porsche dalam mengembangkan berbagai varian dalam satu papan nama. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah keinginannya untuk menyediakan transmisi manual, yang menurutnya penting untuk mobil sport yang nyata dan murni. Meskipun Aston Martin sebelumnya hanya membuat 200 contoh mobil manual produksi reguler pada Vantage AMR 2019, Hallmark meyakini bahwa terdapat pasar yang signifikan untuk transmisi manual di pasar mobil performa dengan tingkat kejaksaan tinggi.
Selain itu, Hallmark ingin mendekatkan mobil Aston Martin ke titik sporty yang lebih tinggi, dengan rencana diferensiasi mekanis yang lebih kuat. Ia juga berencana untuk menghadirkan varian dengan tenaga yang lebih besar dan setelan suspensi yang berbeda, serta membawa mobil balap ke jalan raya dengan beberapa varian mungkin hanya tersedia di pasar tertentu. Untuk model DB12, Vantage, dan Vanquish, ia ingin meningkatkan kredensial sporty mereka.
Selain mengembangkan varian model yang ada, Aston Martin juga akan memperluas daftar opsi untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada pelanggan untuk personalisasi. Dengan upaya tersebut, Hallmark berharap dapat membawa perusahaan menuju performa yang lebih tinggi secara keseluruhan. Dan meskipun tengah fokus pada pengembangan mobil listrik, Aston Martin juga mempertimbangkan solusi powertrain hibrida untuk mobilnya.
Misi Hallmark sebagai CEO Aston Martin adalah membuat perusahaan ini menjadi berkinerja tinggi dan menguntungkan secara berkelanjutan. Dengan visi yang lebih besar, ia menargetkan agar 15% dari penjualan perusahaan berasal dari mobil listrik pada akhir dekade ini, sementara sisanya akan dari penjualan mobil pembakaran murni dan hibrida. Dengan berbagai inovasi dan penyesuaian ini, Aston Martin siap memimpin pasar mobil performa dengan gaya dan performa yang unik dan menarik.