Stellantis Berencana Menutup Pabrik Vauxhall di Luton

by -25 Views

Stellantis, raksasa otomotif global, telah membuat keputusan kontroversial dengan mengumumkan rencana penutupan pabrik van Vauxhall di Luton. Ini berarti sekitar 1.100 pekerja di pabrik tersebut berada dalam ancaman kehilangan pekerjaan mereka, sehingga menimbulkan rasa “kecewa” dan “dikhianati” di kalangan pekerja. Meskipun rencananya menuai kritik, Stellantis berencana untuk mengalihkan produksi ke fasilitas Ellesmere Port di Cheshire, yang kini telah diubah menjadi pabrik manufaktur khusus kendaraan listrik pertama di Inggris.

Dalam pernyataan resminya, Stellantis menjelaskan bahwa produksi van Vauxhall di Luton akan berhenti pada kuartal kedua 2025, sementara produksi LCV medium all-electric (eK0) di Ellesmere Port akan dimulai pada kuartal keempat 2026. Untuk mendukung rencananya, perusahaan akan menginvestasikan tambahan £50 juta untuk meningkatkan kapasitas Ellesmere Port agar mampu menangani lonjakan produksi.

Namun, keputusan Stellantis tersebut menuai kecaman dari Unite the Union, serikat pekerja di Inggris, yang menganggapnya sebagai “pengkhianatan” terhadap tenaga kerja. Mereka mempertanyakan langkah penutupan pabrik Luton yang dianggap mengabaikan kontribusi panjang pabrik terhadap industri otomotif Inggris.

Pro dan kontra terus bergulir di tengah latar belakang mandat Zero Emission Vehicle (ZEV) di Inggris, yang mewajibkan produsen untuk menjual kendaraan listrik dalam persentase tertentu setiap tahun. Stellantis juga menyuarakan keprihatinannya mengenai dampak mandat tersebut terhadap model bisnis mereka.

Di tengah ketidakpastian, nasib ratusan pekerja di Luton masih belum jelas. Stellantis berharap dapat memindahkan sebagian pekerjaan ke Ellesmere Port, namun bagi banyak orang, masa depan mereka menjadi semakin meragukan. Sementara Stellantis mungkin memiliki rencana jangka panjang dalam menghadapi perubahan tren pasar, tetapi tantangan implementasi dan kesejahteraan pekerja tetap menjadi fokus utama dalam kontroversi ini.