Selama kunjungan Kevin Williams dan saya ke Cina dalam beberapa minggu terakhir, kami melihat Audi E5 Sportback baru mulai muncul di papan iklan di seluruh negeri. Meskipun mobil itu sendiri belum tersedia untuk dijalankan di jalan sampai musim panas mendatang, Audi telah secara agresif memasarkan mobil listrik baru ini yang dikembangkan bersama mitra lokal SAIC untuk pasar Cina yang semakin penting. Audi berharap mobil ini dapat menjadi penyejuk di tengah turunnya penjualan merek Jerman di Cina sebesar 11% pada tahun 2024. Di samping itu, masalah tarif yang dihadapi di Amerika Utara juga menimbulkan tekanan tambahan bagi Audi, mengikis margin keuntungan merek tersebut. Audi telah mencatat peningkatan pengiriman kendaraan listrik secara keseluruhan, tetapi tantangan yang dihadapi merek tersebut tidaklah mudah.
Di sisi lain, di tengah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Audi, produsen mobil asal Cina, BYD, telah mencatat penjualan terbaiknya pada bulan April 2025. BYD secara keseluruhan menunjukkan kinerja yang baik dengan penjualan kendaraan energi baru yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan yang signifikan terjadi pada penjualan kendaraan listrik baterai BYD yang bahkan melampaui penjualan hibrida plug-in. Meskipun BYD juga telah mengalami tantangan dalam waktu yang lalu, merek ini terus meluncurkan model-model baru untuk memperluas pasar mereka.
Dalam upaya untuk bangkit dari tekanan yang dihadapi, Audi tengah merencanakan peluncuran 10 model baru serta mempertimbangkan untuk memproduksi di Amerika Serikat. Selain itu, kolaborasi dengan Scout Motors juga dipertimbangkan untuk membantu Audi keluar dari krisisnya. Sementara itu, BYD terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil dengan peningkatan penjualan yang signifikan. Situasi keduanya menunjukkan arah yang berbeda, namun kedua produsen mobil ini mengalami tantangan masing-masing dalam lingkungan bisnis saat ini. Tren penjualan dan strategi yang dilakukan oleh kedua merek ini akan terus menjadi sorotan di industri otomotif global.
