Toyota Merger dengan Nissan: Alternatif Setelah Keberhasilan Honda

by -16 Views

Pada tanggal 23 Desember 2024, Nissan dan Honda menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk menjajaki potensi merger. Namun, negosiasi berakhir cepat dan kedua produsen mobil Jepang ini tidak melanjutkannya. Pada 13 Februari 2025, kedua perusahaan secara resmi mengakhiri pembicaraan karena Nissan tidak setuju untuk menjadi anak perusahaan Honda. Meskipun tetap bekerja sama dalam elektrifikasi dan perangkat lunak, merger besar-besaran tampaknya tidak akan terjadi.

Sebelum kesepakatan itu gagal, Ketua Toyota Akio Toyoda menyatakan bahwa Nissan tidak pernah mendekati Toyota untuk merger. Menurutnya, menciptakan satu perusahaan besar bisa melanggar undang-undang anti-monopoli. Namun, spekulasi muncul bahwa Toyota telah menghubungi Nissan terkait potensi aliansi setelah merger dengan Honda gagal.

Surat kabar nasional Jepang, Mainichi Shimbun, melaporkan bahwa seorang eksekutif Toyota telah berkomunikasi dengan Nissan mengenai kemitraan. Meski Nissan menolak berkomentar, Toyota masih meninjau situasi sebelum mengeluarkan pernyataan resmi. Toyota memiliki sebagian saham di beberapa produsen mobil Jepang, sehingga pertukaran saham dengan Nissan bisa menjadi konsekuensi yang rumit.

Nissan mulai bergerak setelah kesepakatan merge gagal dengan meluncurkan sejumlah kendaraan baru di tingkat global. Mereka juga bekerjasama dengan aliansi Renault dan Mitsubishi untuk mempercepat pasokan kendaraan. Kerjasama dengan Dongfeng dari Cina juga terlihat dalam pengembangan kendaraan listrik dan hibrida plug-in.

CEO Nissan, Ivan Espinosa, menyatakan bahwa perusahaan terbuka untuk kolaborasi baru, tetapi fokus utamanya adalah memperbaiki internal. Rencana Re:Nissan mencakup pengurangan biaya besar-besaran dengan mengurangi jumlah pekerja, menutup pabrik, dan memotong pengeluaran riset dan pembangunan. Meskipun menghadapi tantangan, Nissan terus berinvestasi dalam merek mewah Infiniti.

Namun, kesulitan Nissan dimulai pada tahun 2015 ketika Carlos Ghosn masih menjabat. Targetnya adalah menjual delapan juta unit kendaraan per tahun, tetapi produksi hanya mencapai 3,3 juta unit pada tahun fiskal 2024. Meskipun merger dengan Honda gagal, kerjasama Nissan dan Toyota masih berlanjut dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik.

Source link