Benny Batara Hutabarat, seorang ekonom dan pengamat bisnis yang dikenal sebagai Bennix, menggarisbawahi kerugian yang dialami Indonesia karena belum adanya regulasi dan fasilitas legal untuk perjudian kasino. Menurutnya, ketergantungan masyarakat Indonesia pada negara tetangga justru memperkaya negara lain, terutama Singapura. Dalam sebuah diskusi tentang Legalisasi Kasino di Indonesia yang diadakan oleh Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum), Bennix menekankan bahwa melarang kasino akan memperkaya segelintir orang kaya, sementara masyarakat membutuhkan hiburan dan ingin menghabiskan uang. Ketika negara tidak memberikan legalitas untuk kasino, masyarakat akan mencari hiburan di luar negeri, seperti Singapura, Jepang, Macau, dan Australia.
Menurut Bennix, kerugian ekonomi yang dialami Indonesia akibat tidak mengatur perjudian kasino dapat mencapai triliunan rupiah. Selama satu dekade terakhir, Indonesia kehilangan devisa sebesar Rp 1.000 triliun karena aktivitas kasino di luar negeri yang banyak dikunjungi oleh warga Indonesia. Bennix juga menyoroti bagaimana Singapura menjadi salah satu pihak yang sangat diuntungkan dari situasi tersebut. Meskipun populasi Jakarta jauh lebih besar dari Singapura, negara tetangga tersebut berhasil mendapat keuntungan besar dari konsumsi dan aktivitas ekonomi warga Indonesia.
Bennix juga menyuarakan kekhawatirannya tentang desain sistemik yang mungkin sengaja dibuat untuk menjaga keuntungan negara tertentu atas Indonesia. Dia menuduh beberapa BUMN Singapura mendanai LSM di Indonesia untuk menghalangi proyek-proyek besar yang berpotensi mengganggu kepentingan ekonomi Singapura. Dalam kesimpulannya, Bennix menyerukan perlunya regulasi yang jelas terkait perjudian kasino di Indonesia, agar negara ini tidak terus “mengperbudak” dirinya sendiri dengan kebijakan yang dapat merugikan perekonomian domestik.