Artikel ini diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Prabowo Subianto mengenali Jenderal Sarwo Edhie sejak masa Taruna. Saat itu, Sarwo Edhie belum menjabat sebagai Gubernur AKABRI (sekarang AKMIL), namun namanya sudah sangat terkenal.
Prabowo Subianto menjelaskan bahwa Sarwo Edhie adalah sosok yang karismatik, gagah, ganteng, dan selalu berpakaian rapi. Ia terkenal sebagai pemimpin yang memimpin operasi langsung dari depan, sehingga menjadi idola bagi mahasiswa, anak muda, perwira, dan taruna muda. Sebagai orang tua dari Prabowo Subianto di AKABRI, Sarwo Edhie sering menceritakan pengalaman-pengalamannya, serta menanamkan semangat tidak mau menyerah dan patriotisme kepada para taruna.
Setelah Sarwo Edhie berhenti dari dinas aktif, dia menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Korea Selatan dan Ketua Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7). Meskipun meninggal dalam keadaan tidak memiliki banyak harta, Sarwo Edhie tetap mempertahankan sikapnya sebagai prajurit yang jujur.
Di samping itu, Sarwo Edhie juga menikahkan tiga putrinya dengan lulusan Akademi Militer, yaitu Kolonel Infanteri Hadi Utomo, Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono (yang kemudian menjadi Presiden RI), dan Letnan Jenderal TNI Erwin Sudjono (yang kemudian menjadi Panglima Kostrad). Prabowo Subianto pun mengenal baik ketiga perwira tersebut.
