Mengatasi Dampak Buruk Penyalahgunaan Teknologi melalui Kepercayaan Digital

by -170 Views

Solusi Utama untuk Mencegah Dampak Buruk Penyalahgunaan Teknologi dengan Kepercayaan Digital

Masyarakat global mengalami perubahan sosial, politik, dan ekonomi dari era digital pada akhir 1990-an menuju era konektivitas yang menyatukan dunia digital, biologis, dan fisik – tempat di mana pengalaman digital menjadi lebih menyatu, dalam, dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan teknologi digital telah mengubah pemandangan global secara dramatis. Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara kita tinggal, bekerja, dan berinteraksi. Internet, komputer, dan perangkat mobile telah menjadi bagian integral dari rutinitas sehari-hari. Transformasi ini membawa kita masuk ke dalam era digital, di mana segalanya lebih terhubung, lebih cepat, dan lebih efisien.

Di era ini, teknologi tidak lagi hanya berada di belakang layar, tetapi telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dari perangkat pintar yang terhubung hingga aplikasi yang melacak aktivitas harian, kepercayaan digital adalah kunci untuk memastikan individu merasa aman dan nyaman menggunakan teknologi ini. Namun, seiring dengan kemajuan pesat dalam teknologi digital, juga muncul tantangan baru terkait kepercayaan digital. Pelanggaran data, penyalahgunaan informasi pribadi, dan kekhawatiran tentang privasi individu menjadi perhatian utama masyarakat.

Pada bulan Februari 2024, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) menerbitkan sebuah buku putih yang menyoroti aspek penting dalam dunia digital, yaitu kepercayaan digital. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, kepercayaan digital merupakan kepercayaan pengguna dalam berinteraksi dan bertransaksi secara digital yang mendasar, mengingat tantangan dan risiko keamanan digital yang semakin meningkat seiring dengan semakin digitalnya masyarakat.

Dalam buku putih tersebut, WEF menjelaskan tiga dimensi kepercayaan digital, yaitu: transparansi, privasi, dan penyelesaian masalah. Transparansi penting untuk memastikan bahwa teknologi digital tidak melebihi atau kurang dari harapan pengguna. Privasi penting untuk memastikan keamanan interaksi online dan perlindungan data pribadi pengguna. Penyelesaian masalah penting untuk memastikan bahwa individu yang terkena dampak oleh teknologi digital dapat mendapatkan keadilan.

Upaya Membangun Kepercayaan Digital

Di tengah kemajuan teknologi yang cepat, kepercayaan digital menjadi salah satu solusi utama dalam mencegah dampak buruk yang mungkin dialami masyarakat. Upaya ini tidak hanya dilakukan secara global, tetapi juga diterapkan secara nasional sebagai langkah konkret untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi digital memberikan manfaat yang positif bagi semua pihak.

Secara global, inisiatif membangun kepercayaan digital dilakukan dengan menyebarkan norma yang menganut prinsip transparansi, privasi, dan penyelesaian masalah. WEF tidak hanya menerbitkan buku putih tentang kepercayaan digital, tetapi juga menjalankan inisiatif kepercayaan digital sejak tahun 2022.

Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah konkret untuk memastikan kepercayaan digital masyarakat. Sejumlah regulasi telah dikeluarkan, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Regulasi ini menjadi landasan hukum untuk mengatur penggunaan teknologi digital dengan transparan, aman, dan memberikan solusi jika terjadi masalah.

Namun, pengguna juga harus memiliki kesadaran dan kebijaksanaan dalam menggunakan layanan digital. Rifki Novrian, seorang praktisi digital, menyatakan bahwa upaya untuk menciptakan kepercayaan digital harus dilakukan secara menyeluruh. Menurutnya, kepercayaan digital harus didukung oleh legitimasi hukum yang jelas. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang penggunaan teknologi juga penting, dan pemerintah perlu memikirkan strategi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya bersikap bijak dalam menggunakan teknologi.

Legitimasi Penyedia Layanan

Pada era digital saat ini, kita harus menyadari bahwa platform digital yang kita gunakan kebanyakan dimiliki oleh perusahaan swasta yang memiliki tujuan komersial. Namun, kita harus mengakui kontribusi platform tersebut dalam kehidupan kita. Perusahaan-perusahaan ini juga tunduk pada aturan dan harus memperoleh izin resmi dari pemerintah untuk beroperasi. Izin ini menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi standar tertentu, termasuk transparansi, privasi, dan perlindungan konsumen.

Negara memiliki kewenangan untuk menginvestigasi dan mencabut izin perusahaan jika dianggap merugikan masyarakat atau melanggar hukum. Contohnya adalah ketika Mark Zuckerberg, CEO Facebook, dipanggil oleh Kongres AS terkait isu kebocoran data pengguna. Tindakan ini menunjukkan bahwa negara memiliki mekanisme kontrol untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif perusahaan teknologi.

Regulasi dan mekanisme yang ada dapat memastikan keamanan pengguna secara menyeluruh. Melalui kerjasama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, lingkungan digital yang aman dan bertanggung jawab dapat dibangun. Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi digital tetap memberikan manfaat positif bagi pembangunan sosial dan ekonomi, tanpa mengabaikan keamanan dan privasi individu.

Source link