Pada tahun 2024, Audi mengalami penurunan pengiriman sebesar 11,8%, menjadikannya sebagai tahun yang buruk bagi perusahaan tersebut. Hal ini membuat Tesla berhasil melampaui penjualan Audi untuk pertama kalinya. Meskipun BMW dan Mercedes, pesaing domestiknya, juga unggul dalam penjualan mobil mewah. Meskipun demikian, Audi berencana untuk menaikkan harga mobilnya, meskipun berisiko kehilangan pelanggan. Mereka percaya bahwa profit margin menjadi kunci untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat. Audi berkomitmen untuk meningkatkan gengsi dan kualitas merek mereka dengan menaikkan kelas mobil dan harga, tetapi tanpa mengorbankan Porsche atau mempengaruhi merek utama Volkswagen.
Jose Miguel Aparicio, bos baru Audi di Inggris, menjelaskan rencana ambisius perusahaan ini. Mereka akan fokus pada kemewahan, gengsi, dan kualitas bisnis dibandingkan jumlah penjualan. Rencana kenaikan harga signifikan diumumkan untuk mencerminkan posisi Audi yang baru di dalam hirarki VW Group. Audi sadar bahwa untuk dianggap sebagai produsen mobil kelas atas, perlu ada daya tarik dan popularitas merek yang lebih besar.
Audi telah mengumumkan penghentian produksi mobil dan SUV termurahnya, serta berencana untuk memperkenalkan model-model yang lebih mewah di jajaran produk mereka. Meskipun A8 sudah tua, berita mengenai facelift untuk model ini membuat Audi mungkin akan tetap bersaing dalam pasar mobil mewah selama beberapa tahun ke depan. Audi juga menyatakan fleksibilitasnya dalam mengadopsi mobil listrik penuh, meskipun sebelumnya berencana untuk beralih seluruhnya ke listrik pada tahun 2033.
Tren pergeseran ke mobil listrik juga terjadi di Jaguar dan DS Automobiles, menandakan bahwa segmen mobil mewah terus berkembang. Dengan stabilitas perusahaan dan fokus yang jelas terhadap kemewahan, Audi berencana untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan tetap memiliki posisi utama dalam dunia otomotif.