Larangan Serat Karbon di Eropa: Dampak dan Imbas yang Perlu Diketahui

by -31 Views

Serat karbon tidak akan dilarang di Eropa, demikian disampaikan oleh Parlemen Eropa setelah mencabut proposal larangan penggunaannya dalam konstruksi mobil pada tahun 2029. Sebelumnya, terdapat usulan untuk menambahkan serat karbon ke dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa bersama dengan merkuri, timbal, dan kadmium, namun kini serat karbon telah dihapus dari daftar tersebut.

Alasan serat karbon awalnya ditargetkan untuk dilarang di Eropa adalah karena penyebab khawatir terkait siklus akhir masa pakai kendaraan, termasuk perihal daur ulang dan pembuangan. Uni Eropa menyatakan bahwa filamen serat karbon dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia selama proses pemecahan dan pembuangan, serta berpotensi merusak mesin daur ulang. Meskipun valid, manfaat serat karbon bagi industri seperti otomotif jauh lebih besar.

Industri otomotif sendiri sangat bergantung pada serat karbon, dengan kontribusi sebesar 20 persen dari keseluruhan produksi bahan tersebut. Produsen mobil mewah dan kendaraan listrik seperti McLaren, Lamborghini, Pagani, Ferrari, dan Koenigsegg mengandalkan serat karbon dalam konstruksi monokok mereka. Dampak larangan penggunaan serat karbon juga dirasakan oleh kendaraan listrik karena berbagai manfaatnya dalam menekan bobot dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Sejarah penggunaan serat karbon dalam industri otomotif pun menjadi penting, dimulai dari McLaren MP4/1 tahun 1981 hingga mobil produksi pertama dengan monocoque serat karbon, Jaguar XJR-15. Saat ini, serat karbon digunakan diseluruh bagian mobil, dari panel bodi hingga roda, dan keberadaannya dalam industri otomotif diharapkan tetap berlanjut tanpa larangan di Eropa.

Source link