Dunia telah kehilangan salah satu tokoh agama paling berpengaruh dalam sejarah modern, Paus Fransiskus. Ia adalah pemimpin Gereja Katolik Roma sekaligus Paus pertama dari Amerika Latin. Kabar duka itu disampaikan secara resmi oleh Vatikan melalui pernyataan video yang disiarkan oleh saluran TV Vatikan. Paus Fransiskus meninggal pada Senin pagi, 21 April 2025, di usia 88 tahun setelah menjalani perawatan intensif akibat bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia bilateral. Meski sempat pulih dan kembali ke Vatikan, kondisi kesehatannya terus menurun sejak saat itu. Sejak ia muda, Paus Fransiskus telah mengalami gangguan pernapasan serius dan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di usia 20-an.
Sebagai pembaharuan tata liturgi pemakaman Paus pada April 2024, Paus Fransiskus menekankan semangat kesederhanaan dan iman, mencerminkan gaya hidup dan arah kepemimpinannya selama lebih dari satu dekade. Kelahiran Paus Fransiskus dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Ia berasal dari keluarga imigran Italia kelas pekerja dan menjalani pendidikan sebagai teknisi kimia sebelum mengikuti panggilan hidup sebagai imam. Bergoglio kemudian bergabung dengan Serikat Yesus (Jesuit) dan meniti karier di Gereja Katolik hingga mencapai jabatan Paus pada 13 Maret 2013.
Paus Fransiskus dikenal sebagai lambang kerendahan hati dan kasih terhadap ciptaan, mengarahkan Gereja Katolik menuju semangat keterbukaan, kesederhanaan, dan solidaritas kepada yang terpinggirkan. Kepemimpinannya diwarnai oleh kepedulian terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, pengungsi, kemiskinan global, dan hak-hak kelompok yang termarjinalkan. Meskipun reformasi internal Gereja Katolik sering menimbulkan perdebatan, Paus Fransiskus tetap berjuang untuk pembaruan demi Gereja yang lebih inklusif dan penuh kasih. Kini, dunia mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok gembala umat yang rendah hati, progresif, dan visioner dalam menyerukan perdamaian dan keadilan sosial bagi seluruh ciptaan.
