Pemerintah telah menggulirkan program Sekolah Rakyat dengan target utama anak jalanan. Program ini akan diikuti oleh anak jalanan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang sudah terintegrasi dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Anak-anak dari desil 1 dan desil 2, yang merupakan kelompok paling miskin dalam DTSEN dan bahkan yang tidak tercatat di Dapodik, akan menjadi prioritas utama dalam program ini. Untuk memastikan keberhasilan program, Kemensos membentuk tim yang bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat untuk turun langsung ke lapangan. Sekolah Rakyat akan beroperasi mulai 14 Juli 2025 dan menyediakan pendidikan gratis untuk jenjang SD, SMP, dan SMA, termasuk biaya akomodasi dan kebutuhan dasar siswa. Proses rekrutmen guru dilakukan oleh BKN bersama Kemendikdasmen dan Kemenag. Program ini bertujuan untuk memperluas akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari kelompok ekonomi terendah dan memuliakan keluarga miskin sebagai bagian dari kebijakan afirmatif pemerintah. Kurikulum Sekolah Rakyat terdiri dari tiga dasar utama, yaitu kurikulum karakter dan asrama, kurikulum sekolah formal, dan kurikulum pendidikan agama. Sekolah Rakyat memiliki pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan personal serta menerapkan sistem multi entry dan multi exit untuk memberikan kesempatan kepada siswa masuk kapan saja tanpa harus menunggu tahun ajaran baru.
Anak Jalanan Dapat Pendidikan di Sekolah Rakyat
