Sabtu, 21 Oktober 2023 – 21:37 WIB
SURABAYA – Presiden Joko Widodo mendapat hadiah dari kunjungannya ke Arab Saudi berupa penambahan kuota haji 1445 H/2024 M sebanyak 20.000 jemaah. Penambahan kuota ini diberikan sebagai hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Pangeran Muhammad bin Salman.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sangat bersyukur atas penambahan kuota haji ini. Menurutnya, informasi penambahan kuota adalah kabar yang menggembirakan sekaligus menjadi tantangan.
“Kita bersyukur Presiden menyampaikan secara khusus, Indonesia mendapat penambahan kuota dari Pangeran Muhammad bin Salman, minimal 20 ribu. Ini kebahagiaan sekaligus tantangan,” ujar Menteri Agama Yaqut setelah melepas jalan santai peringatan Hari Santri 2023 di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu 21 Oktober 2023.
Penambahan kuota ini, kata Menteri Agama, akan mengurangi antrean. Ini adalah kabar gembira. Namun, penambahan kuota juga menjadi tantangan karena harus disiapkan dengan lebih baik.
“Ini harus disiapkan dengan lebih baik lagi. Tidak mudah menyiapkan keberangkatan 241 ribu jemaah, jika ada penambahan 20 ribu,” ujarnya.
Menteri Agama menyebut bahwa Arab Saudi juga mengubah beberapa regulasi yang harus disiapkan karena berbeda dengan sebelumnya.
Gus Men, sapaan akrab Menteri Agama, mengaku pihaknya telah menggelar rapat virtual dengan jajaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Mereka diminta untuk segera menyiapkan langkah-langkah terkait penambahan kuota haji agar dapat didistribusikan secara adil.
“Nantinya tetap ada prioritas lansia. Jumlahnya saat ini kurang lebih ada 600 ribu jemaah lansia. Saya ingin ini supaya mereka juga bisa menjadi prioritas,” terang Gus Men.
Kementerian Agama akan membuat skema baru terkait persyaratan kesehatan. Menteri Agama Yaqut sudah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk merumuskan langkah terbaik dalam menjaga kesehatan para jemaah haji.
“Kita sepakat bahwa kesehatan akan menjadi syarat jemaah melakukan pelunasan,” sebut Gus Men.
Nantinya, jemaah akan menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan. Tujuannya agar jemaah mengetahui kondisi kesehatannya secara dini dan memiliki waktu untuk melakukan pemulihan.
“Kita mulai awal November untuk pemeriksaan kesehatan jemaah agar waktunya lebih panjang. Jika ada jemaah yang memiliki penyakit tertentu, ada waktu untuk memulihkan,” paparnya.
“Pemeriksaan kesehatan dilakukan dua kali. Jemaah yang kurang sehat akan direkomendasikan agar menjalani proses pemulihan. Pada pemeriksaan kedua, jika sudah baik, berhak melunasi. Ini upaya agar kasus jemaah yang sakit dan meninggal di Saudi dapat ditekan,” tandasnya.
Kementerian Agama juga akan menggelar pertemuan perhajian di Yogyakarta, 23 – 25 Oktober 2023. Pertemuan tersebut akan membahas masalah syarat kesehatan. Pertemuan ini diikuti oleh perwakilan dari organisasi keagamaan dan praktisi kesehatan.