Prabowo Menunda Pembelian Pesawat Mirage 2000-5 Bekas Qatar, Inilah Alasannya

by -156 Views

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sepakat menunda pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5. Penundaan ini menyusul keterbatasan fiskal pemerintah untuk mendukung pembelian pesawat tempur bekas pabrikan Prancis tersebut.

“Setelah rencana ini dibuat dan disepakati pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan, Pak Menhan menunda pembelian Mirage 2000-5 karena kapasitas fiskal kita belum bisa mendukung pembelian Mirage 2000-5,” kata Juru Bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam perbincangan di tvOne, dikutip Minggu, 7 Januari 2023.

Dahnil menjelaskan pembelian pesawat Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar sedianya untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara, sembari menunggu kedatangan pesawat tempur baru Dassault Rafale yang sudah dipesan pemerintah Indonesia.

“Pembelian Mirage 2000-5 ini tentu dalam konteks Ad-Interim. Artinya dalam mengisi kekosongan selama kita menunggu Dassault Rafale. Ini (pesawat Mirage 2000-5) kita butuhkan ketika keputusan ini dibuat,” ujarnya

Karena pembelian pesawat bekas Mirage 2000-5 ex Qatar ditunda, pemerintah lanjut Dahnil, mengalihkan anggaran untuk mengisi kekosongan alutsista pertahanan udara dengan melakukan peremajaan terhadap sejumlah pesawat tempur yang sudah dimiliki RI.

Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa mengkritik rencana pembelian pesawat Mirage 2000-5 ex Angkatan Udara Qatar. Andika memahami jika alasan pembelian pesawat bekas ini untuk mensuplai kebutuhan di saat pesawat baru yang sebenarnya belum tiba sehingga digunakan selama menunggu.

Namun demikian, kata Andika, masalah akan muncul apabila pesawat baru yang nanti dibeli pemerintah tidak kompatibel atau berbeda versi dengan Mirage 2000-5.

Prancis sebagai pembuat Mirage, tambah Andika, menyatakan sudah tidak membuat Mirage 2000-5. Dengan tidak membuat lagi pesawat tersebut, maka akan sulit mendapat spare part untuk keperluan perawatan pesawat.

Diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang dipimpin Prabowo Subianto membeberkan kontrak pembelian 12 pesawat tempur bekas milik Angkatan Udara Qatar, Mirage 2000-5. Pesawat tempur multirole Prancis eks Qatar itu dibeli untuk menambal kekuatan pesawat tempur TNI AU yang beberapa diantaranya memasuki fase habis masa pakai alias purna tugas. Kontrak pembelian 12 unit Mirage 2000-5 beserta perangkat pendukungnya dari Qatar dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU yang diteken pada 31 Januari 2023.

“Adapun alasan Kemhan RI melaksanakan pengadaan pesawat Mirage 2000-5 eks Angkatan Udara Qatar adalah karena Indonesia membutuhkan alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery (pengiriman) secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya, banyaknya pesawat yang akan melaksanakan upgrade, overhaul/repair dan masih lamanya delivery pesawat pesanan pengadaan baru,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, dalam siaran tertulisnya di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023.

Edwin menegaskan pembelian Mirage 2000-5 pun menjadi langkah tepat untuk memenuhi kesiapan tempur TNI AU. Adapun nilai pembelian pesawat itu sebesar 733 juta euro atau sekitar Rp11,83 triliun dengan penyedianya perusahaan asal Republik Ceko, Excalibur International A.S.