Senin, 19 Agustus 2024 – 16:31 WIB
VIVA – Dalam upaya untuk mengoptimalkan tugas dan fungsinya sebagai pelindung komunitas, Bea Cukai terus memperkuat kerja sama pengawasan dengan Australian Border Force (ABF). Salah satu bentuk kerja sama yang terlihat adalah penyelenggaraan Customs to Customs Talk (C to C Talk) ke-23 yang diadakan di Kantor Pusat ABF, Canberra dan Melbourne, Australia, pada tanggal 6 hingga 8 Agustus 2024. Direktur Jenderal Bea dan Cukai serta Komisioner ABF beserta stafnya hadir dalam pertemuan tersebut.
“Pertemuan C to C Talk adalah forum bilateral tingkat tinggi antara administrasi kepabeanan Indonesia dan Australia yang dilaksanakan secara bergiliran setiap tahun sejak 11 Mei 1993. Pada tahun tersebut, Australia menjadi tuan rumah,” kata Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai Bea Cukai, Anita Iskandar.
Dalam pertemuan ini, kedua pihak sepakat untuk terus memperkuat kerja sama, terutama dalam pengembangan K-9 secara komprehensif dan penegakan hukum melalui peningkatan pertukaran informasi dan pelatihan petugas.
Pada C to C Talk ke-23 ini, kedua belah pihak juga meningkatkan kerja sama dengan penandatanganan Mutual Recognition Arrangement (MRA) Authorized Economic Operator yang mempercepat proses kepabeanan bagi pelaku usaha dan mengurangi hambatan perdagangan lintas negara, untuk mendukung perdagangan yang lebih cepat, lancar, dan efisien. Pada tahun 2022-2023, Australia menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, dengan total nilai perdagangan mencapai 12.478,4 juta Dolar AS pada tahun 2023.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani, menyampaikan bahwa banyak pencapaian yang telah dicapai melalui kerja sama ini sejak tahun lalu.
“MRA AEO yang telah ditandatangani adalah bukti konkret dari komitmen kami untuk meningkatkan fasilitasi perdagangan internasional antara kedua negara. Hal ini juga akan mendorong efisiensi dan kerja sama yang lebih besar ke depan untuk pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Hingga saat ini, Indonesia juga telah menandatangani MRA AEO dengan Korea, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan ASEAN.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, delegasi melakukan kunjungan kerja ke beberapa fasilitas ABF, seperti Australian Border Operations Centre (ABOC) dan ABF College, untuk mengeksplorasi strategi operasional dan program pelatihan lanjutan. Delegasi juga menyaksikan demonstrasi Remote Operated Vehicle (Operasi Maritim) yang menampilkan teknologi terkini dalam keamanan perbatasan, Melbourne Gateway Facility, National Detector Dog Program Facility, dan Bandara Internasional Melbourne. Kunjungan kerja ini memberikan wawasan berharga tentang infrastruktur kepabeanan di Australia, serta memperkuat komitmen bersama untuk meningkatkan keamanan perbatasan, rantai pasok, dan fasilitasi perdagangan.
Melalui kerjasama dengan ABF, Bea Cukai semakin dapat mengoptimalkan tugas dan fungsinya sebagai pelindung masyarakat. Dampak positif dari sinergi ini telah dirasakan baik secara internal maupun eksternal. Ke depannya, diharapkan kerja sama antara Bea Cukai dan ABF dapat terus terjalin erat dan berkelanjutan, sejalan dengan perubahan kondisi perdagangan global dan keamanan perbatasan yang perlu ditangani bersama.