Paskibraka Members from Papua Ready to Make Country Proud!

by -88 Views

Dua siswa SMA asal Papua menyatakan kebanggaan dan kegembiraan mereka atas partisipasi dalam peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Indonesia sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), pasukan pengibar bendera nasional elit, di Istana Merdeka Jakarta bersama Presiden Prabowo Subianto.

Mereka adalah Franciscus Sakfiris Pahabolisage, yang mewakili Provinsi Papua Pegunungan dan seorang siswa di SMA Negeri 1 Wamena, serta Stincek Laramiapa, yang mewakili Provinsi Papua Tengah dari SMA Negeri 1 Nabire.

“Saya sangat senang karena sebelum ini, saya hanya bisa melihatnya di TV atau di ponsel saya. Sekarang saya bisa melihat semuanya langsung di depan saya. Saya benar-benar bersyukur atas kesempatan ini,” ujar Franciscus di Jakarta pada Kamis (14 Agustus).

“Terima kasih, Pak Presiden, telah memilih kami untuk berada di sini. Kami sangat bersemangat dan bangga bisa bertemu dengan Anda secara langsung,” tambahnya.

Franciscus mengingat proses seleksi yang ketat, yang dimulai dari tingkat kabupaten, dilanjutkan ke tahap provinsi, dan berakhir di tingkat nasional. Salah satu tantangan terbesarnya adalah pelatihan fisik—sesuatu yang tidak biasanya dia lakukan.

“Saya belum pernah melakukan lari reguler, push-up, atau sit-up sebelumnya, jadi ketika saya mengikuti tes, saya kaget. Lari di lapangan sebesar itu sangat sulit—tubuh saya benar-benar harus beradaptasi,” ujarnya sambil tertawa.

Sementara itu, Stincek berbagi komitmennya untuk memberikan performa terbaiknya di hadapan Presiden dan seluruh bangsa.

“Pesan saya kepada Presiden adalah bahwa saya akan melakukan yang terbaik untuk mengibarkan bendera negara dengan hasil terbaik mungkin pada hari besar, dan saya akan membuat negara kita bangga,” ujarnya.

Ia mengakui pernah meragukan dirinya bisa sampai ke tingkat nasional, tetapi sekarang dia sangat senang bisa menjadi bagian dari tim Paskibraka dan bertemu teman-teman dari semua 38 provinsi selama pelatihan.

“Pertama-tama, kami tidak saling mengenal. Tetapi seiring berjalannya pelatihan, kami belajar bagaimana bekerja sama—bagaimana agar sejalan, apa yang tidak boleh dilakukan, dan bagaimana saling mendukung. Anda perlu fokus pada diri sendiri, tetapi juga pada tim. Kami harus saling memahami, bersatu, dan membangun rasa kebersamaan yang kuat,” jelasnya.

Stincek juga mengakui merasa gugup tentang penampilannya pada 17 Agustus, namun mengatakan bahwa kegembiraan dan kebahagiaan melebihi kegugupannya.

“Tentu saya gugup untuk bertemu Presiden secara langsung. Tetapi juga ada kebahagiaan besar bagi kami semua, tahu bahwa kami mendapatkan momen ini melalui usaha kami sendiri,” katanya.

Source link