Pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Cina telah menjadikan negara tersebut pemimpin dalam industri ini. Meskipun demikian, masih ada beberapa penentang yang tidak yakin akan masa depan mobil listrik di Cina. Beberapa alasan yang membuat mereka skeptis termasuk masalah jarak tempuh dan waktu pengisian daya. Untuk mengatasi hal ini, merek-merek mobil Cina telah mengembangkan platform khusus untuk mobil listrik dan bahan bakar. Contohnya, Geely memiliki mobil listrik seperti Lynk & Co Z10, sementara Xpeng berencana menambahkan motor gas ke mobil listriknya untuk meningkatkan daya tarik.
Namun, ada juga langkah-langkah yang diambil pemerintah Cina untuk mendorong pengembangan mobil listrik. Mereka baru-baru ini merilis standar kinerja baru untuk model plug-in hybrid (PHEV) yang mencakup jarak tempuh minimum 100 kilometer dengan baterai saja. Standar yang diperbarui ini bertujuan untuk mendorong produsen mobil untuk meningkatkan kualitas dan spesifikasi mobil listrik mereka. Bagi merek Barat yang berjualan di Cina, mereka juga diharapkan mematuhi standar baru ini dan mengupdate model-model PHEV mereka sesuai dengan peraturan tersebut.
Dengan perkembangan ini, diharapkan produsen mobil akan semakin fokus pada pengembangan mobil listrik yang efisien dan ramah lingkungan. Hal ini juga dapat menjadi dorongan bagi pasar mobil listrik di luar Cina, termasuk di Amerika Serikat. Merek-merek seperti Volvo pun kemungkinan akan mengikuti jejak Geely dalam mengembangkan mobil listrik untuk pasar global. Perubahan kebijakan ini juga dapat menyebabkan penyesuaian model PHEV yang dijual di Cina dan mengurangi jumlah PHEV yang tidak memenuhi standar baru.





