Pemerintah Indonesia merencanakan untuk mengirim bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza. Bantuan tersebut berupa alat kesehatan, sanitasi, makanan, kantong tidur, dan perlengkapan musim dingin dengan total berat 30 ton. Bantuan ini dikumpulkan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, PMI, Baznas, dan Forum Zakat.
Bantuan tersebut akan diangkut menggunakan dua pesawat C-130 Hercules milik TNI Angkatan Udara. Selain itu, terdapat 42 kru pesawat dan dua perwira menengah TNI dari Kementerian Pertahanan yang bertugas sebagai penghubung. Kegiatan pengiriman bantuan tersebut direncanakan dilaksanakan pada Sabtu, 4 November 2023 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Proses pengiriman bantuan masih berjalan, terutama terkait izin-izin yang diurus oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kementerian Pertahanan berperan dalam menghimpun barang-barang bantuan dan mengkoordinasikan keperluan pengiriman menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
Selain dua pesawat C-130 Hercules, TNI AU juga menyiapkan dua Hercules cadangan. Mabes Polri juga menyiapkan satu pesawat charter Boing 737 Garuda Indonesia untuk ikut mengangkut bantuan. Sehingga total ada tiga pesawat yang akan mengangkut paket bantuan dari Indonesia ke Gaza via Mesir.
Rombongan pesawat tersebut direncanakan berangkat pada Sabtu pukul 08.30 WIB dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melepas rombongan tersebut. Rombongan pesawat dari Indonesia diperkirakan akan tiba di Mesir pada Senin, 6 November 2023.
Jalur penerbangan dalam misi kemanusiaan ini melalui Jakarta – Aceh – Yangon (Myanmar) – New Delhi (India) – Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) – Jeddah (Arab Saudi) – El Arish (Mesir). Kerjasama antar instansi yang solid menjadi faktor lancarnya proses pengiriman bantuan tersebut.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri RI sedang melakukan proses izin terkait penerbangan, izin mendarat, ground handling, dan lain-lain. Kementerian Pertahanan juga membantu pembiayaan dalam beberapa proses pengiriman bantuan.
Bantuan yang dikirim nantinya akan diserahterimakan kepada Bulan Sabit Merah Mesir dan kemudian disalurkan ke Gaza oleh UNRWA. Hal ini dikarenakan hanya Bulan Sabit Merah Mesir yang memiliki wewenang untuk membawa masuk bantuan ke Gaza.
Kemlu RI masih menunggu persetujuan dari PBB mengenai barang-barang bantuan yang dapat masuk ke Gaza.